Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

Biografi Sunan Muria

Sunan Muria atau Raden Umar Said, putra Usman Haji atau Sunan Mandalika bin Ali  Al-Murtadlo  diperkirakan  lahir  tahun  1450-an  M.  Ayahnya  merupakan  saudara kandung  Sunan  Ampel  dari  ayahnya  Syekh  Ibrahim  Asmaraqandi.  Ibunya  bernama Dewi Sarifah.  Silsilah Sunan Muria bersambung sampai Rasulullah Saw. melalui jalur kakeknya Ibrahim Asmaraqandi.

Sunan Muria mempelajari pengetahuan agama dan metode dakwah dari gurunya, Sunan Kalijaga. Ia pernah juga berguru kepada Sunan Ngerang (Ki Ageng Ngerang) bersama-sama Sunan Kudus, dan Adipati Pathak.

Sunan  Muria  berdakwah  di  tengah  masyarakat  yang  masih  menganut  Hindu-Budha dan mempunyai tradisi Jawa yang masih kental. Tradisi keagamaan tidak serta merta dihilangkan , melainkan diberi warna Islam dan dikembangkan menjadi tradisi keagamaan yang baru bernilai islami.

Masa  perjuangan  dakwahnya  seirimg  berdirinya    masjid  Demak.  Sunan  Muria ditunjuk sebagai muazin salat Jumat saat peresmian kedua Masjid Agung Demak.  Ia juga  terlibat  dalam  pemilihan  Raden  Patah  sebagai  Sultan  pertama  kerajaan  Islam Demak dan menjadi pendukung setia kesultanan Demak. Pihak Istana kerajaan Demak memberikan pengawalan khusus  kepada Sunan Muria, terbukti dari keberadaan tujuh belas makam  perajurit dan punggawa Demak berada di sekitar makam Sunan Muria.

Sunan  Muria  mengajarkan  penghayatan  tentang  kebenaran  Tuhan  Yang  Maha Esa, ketaan kepada Allah, wirid, mencontohkan ahlak mulia dalam sehari-hari dengan kesederhanaan,  dermawan  dan  dakwah  yang  disampaikan  dengan  arif  dan  bijaksana dalam  menghadapi  budaya  masyarakat.  Keberhasilan  dakwah  Sunan  Bonang mengembangkan dakwah Islam di daerah Jepara, Pati, Tayu, Juwan dan sekitar Kudus. Daerah-daerah yang menjadi sasaran dakwah Sunan Muria merupakan daerah pertanian  yang terpencil jauh dari keramaian kota.

Terdapat sejumlah peninggalan yang ada hubungannya dengan kehidupan Sunan Muria,  diantaranya:  masjid,  makam,  buah  Parijoto,  buah  mengkudu,  daun  kelor, gentong, tapal kuda, dan teks mujahadah. Benda-benda tersebut ditemukan tahun 1973 di sekitar lokasi makam Sunan Muria wafat tahun 1551  M, makamnya terletak di lereng Gunung Muria, desa Colo, Kecamatan Dawe, sekitar 18 Km sebelah utara Kota Kudus.

Posting Komentar

0 Komentar