Sunan Muria atau Raden Umar Said, putra Usman Haji atau Sunan Mandalika bin Ali Al-Murtadlo diperkirakan lahir tahun 1450-an M. Ayahnya merupakan saudara kandung Sunan Ampel dari ayahnya Syekh Ibrahim Asmaraqandi. Ibunya bernama Dewi Sarifah. Silsilah Sunan Muria bersambung sampai Rasulullah Saw. melalui jalur kakeknya Ibrahim Asmaraqandi.
Sunan Muria mempelajari
pengetahuan agama dan metode dakwah dari gurunya, Sunan Kalijaga. Ia pernah
juga berguru kepada Sunan Ngerang (Ki Ageng Ngerang) bersama-sama Sunan Kudus,
dan Adipati Pathak.
Sunan Muria
berdakwah di tengah
masyarakat yang masih
menganut Hindu-Budha dan
mempunyai tradisi Jawa yang masih kental. Tradisi keagamaan tidak serta merta
dihilangkan , melainkan diberi warna Islam dan dikembangkan menjadi tradisi keagamaan
yang baru bernilai islami.
Masa perjuangan
dakwahnya seirimg berdirinya
masjid Demak. Sunan
Muria ditunjuk sebagai muazin salat Jumat saat peresmian kedua Masjid
Agung Demak. Ia juga terlibat
dalam pemilihan Raden
Patah sebagai Sultan
pertama kerajaan Islam Demak dan menjadi pendukung setia
kesultanan Demak. Pihak Istana kerajaan Demak memberikan pengawalan khusus kepada Sunan Muria, terbukti dari keberadaan
tujuh belas makam perajurit dan punggawa
Demak berada di sekitar makam Sunan Muria.
Sunan Muria
mengajarkan penghayatan tentang
kebenaran Tuhan Yang
Maha Esa, ketaan kepada Allah, wirid, mencontohkan ahlak mulia dalam
sehari-hari dengan kesederhanaan,
dermawan dan dakwah
yang disampaikan dengan
arif dan bijaksana dalam menghadapi
budaya masyarakat. Keberhasilan
dakwah Sunan Bonang mengembangkan dakwah Islam di daerah
Jepara, Pati, Tayu, Juwan dan sekitar Kudus. Daerah-daerah yang menjadi sasaran
dakwah Sunan Muria merupakan daerah pertanian
yang terpencil jauh dari keramaian kota.
Terdapat sejumlah peninggalan yang ada hubungannya dengan kehidupan Sunan Muria, diantaranya: masjid, makam, buah Parijoto, buah mengkudu, daun kelor, gentong, tapal kuda, dan teks mujahadah. Benda-benda tersebut ditemukan tahun 1973 di sekitar lokasi makam Sunan Muria wafat tahun 1551 M, makamnya terletak di lereng Gunung Muria, desa Colo, Kecamatan Dawe, sekitar 18 Km sebelah utara Kota Kudus.
0 Komentar